Thursday, October 30, 2008

Moulana Saad's Bayan in Markaz Nizamuddin during March '05, North America Jor.


My dear brothers and elders in Islam, this work is the work of Allah SWT. And in this work, it does not depend on how talented a person is. Rather, in this work, the most important thing is that how can a person be accepted by Allah SWT. Acceptance is the criteria for this work, not the talents and the abilities. And because we do not have this in our environment, so what we think is that 'let's bring people the people who are talented to do this work'. But the reality is, my dear respected brothers and elders, this work is for those people who are accepted by Allah. It happens to that point, that a person who does not have any qualities or any abilities or any talents, so what? When he comes through the way of acceptance, he becomes so talented and Allah gives him so much that he exceeds those people who have talent. This is the way of acceptance of Allah; this is how Allah SWT accepts a person. And it happens that when Allah SWT desires to accept a person, this person has to go through different tests and trials. Different decisions and circumstances are put on this person. This person has to go through these circumstances and conditions. And while passing through these different tests, trials, and conditions, this person reaches a level that he becomes acceptable to Allah SWT. Because Allah SWT chooses; He says: "[...] from the people he wants to do the work."So when Allah SWT chooses a person, that person has to go through various tests and trials, so that different benefits can get inside this person. He goes through all that, so that through that, different qualities become embedded in the person. And because of these qualities, this person becomes accepted by Allah SWT. Allah SWT mentions about Ibrahim AS that he underwent so many tests, and Ibrahim AS passed all those tests. And when he passed all those tests, Allah SWT chose him as Imam, as Imam of the millat, and Imam of the deen. Allah SWT chose him. This is what the acceptance of Allah SWT is; that when a person goes through this process, then Allah SWT chooses him and selects him. And this is the most important thing, that how can a person get accepted by Allah SWT.First of all, every worker must assess his personal life. This is very essential and very important. Maulana Ilyas Saheb RA used to say that Allah SWT will protect this work with such people that have the qualities to carry out this work. The people with such qualities and such attributes that they will carry out this work, then through them Allah SWT will protect the effort. As such, there are four things that must come in the life of a human being; the first is 'ibadah, then akhlaaq, mu'amalat, and mu'asharat. Ibadah is between a person and Allah. The rest - akhlaaq, mu'amalat and mu'asharat - the character of a person, the dealings of a person, the social life of a person; this is between a person and other people. Between a person and Allah, there is just one aspect; between a person and other people, there are three aspects. That's why, Maulana Ilyas RA, in Hayatus Sahabah, has written a chapter where he has written how through the akhlaaq of the Sahabah RA, Allah SWT gave hidayah to other people. Their akhlaaq, their character, their dealings and their mu'amalat became a means of hidayah for other people.The first thing which a person is tested is in his patience. One Jewish scholar once came to Rasulullah SAW, and he wanted to test Rasulullah SAW in his patience, to see if he was really a nabi, and to see the dealings of Rasulullah SAW. And he dealt with Rasulullah SAW very harshly, and very rudely. But as harshly as he dealt with Rasulullah SAW, Rasulullah SAW showed even more patience. Patience and forbearance are signs of prophethood. He showed more patience, because Ambiya AS are given this quality of patience. They had so much patience, that whatever conditions come upon them, they would make sabr and have patience on those conditions, until the decision of Allah SWT comes forth. They tolerated those conditions and had patience so that Allah SWT can open the doors of hidayah for them. The temperament of a da'iee is one of patience and tolerance, and thus these must be adopted in the lives of every worker.The life of Rasulullah SAW before prophethood was such that he was considered "Sadiqul Ameen", that he was truthful, pure, and trustworthy. Rasulullah SAW had all these qualities, even before prophethood, because he was in a position where he frequently had to deal with people. That is why we are told again and again that we should read Hayatus Sahabah, and we should carry out this effort according to the temperament and the methodology that is shown through the lives of the Sahabah. If we carry it out in this manner, then our efforts will be accepted. But if we do not read it, or keep these examples in front of us, and the life of Rasulullah SAW is not in front of us, then we will deviate from that path. We will carry out this work with what? With cheating with one another, lying with one another, betraying one another, hating one another. And we will carry out the work in this manner. And what will happen is that the work will be destroyed.That is why it is very necessary to recognize that the first quality that the Ambiya AS developed was the quality of patience, and we have to bring this quality inside ourselves. And the more a person has patience, the more Allah SWT will use him as a means of hidayah. There is a chapter in Hayatus Sahabah which mentions those qualities of Rasulullah SAW which were linked to the hidayah of other people; among those, the first quality mentioned was that of patience. So we must bring this quality inside us

Khadijah alkubra r.ha

Allah Subhanahu wa Ta`ala telah menentukan Khadijah radhiyallahu`anha mendampingi seorang nabi. Awal mula wahyu turun kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam berupa mimpi yang baik yang datang dengan jelas seperti munculnya cahaya subuh. Kemudian Allah jadikan baginda Shallallahu `alaihi Wasalam gemar menyendiri di gua Hira’, ber-tahannuts beberapa malam di sana. Lalu biasanya beliau kembali sejenak kepada keluarganya untuk menyiapkan bekal. Demikian yang terus berlangsung, hingga datanglah al-haq, dibawa oleh seorang malaikat.
Peristiwa ini sangat menggoncang hati Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam. Bergegas-gegas beliau kembali menemui Khadijah radhiyallahu`anha dalam keadaan takut dan berkata, “Selimuti aku, selimuti aku!” Diselimutilah Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam hingga beliau merasa tenang dan hilang rasa takutnya. Kemudian mulailah beliau mengisahkan apa yang terjadi pada dirinya. Beliau mengatakan kepada Khadijah, “Aku khawatir terjadi sesuatu pada diriku.”


Mengalirlah tutur kata penuh kebaikan dari lisan Khadijah radhiyallahu`anha, membiaskan ketenangan dalam dada suaminya,
“Tidak, demi Allah. Allah tidak akan merendahkanmu selama-lamanya. Sesungguhnya engkau adalah seorang yang suka menyambung kekerabatan, menanggung beban orang yang kesusahan, memberi harta pada orang yang tidak memiliki, menjamu tamu dan membantu orang yang membela kebenaran.”

Lalu Khadijah radhiyallahu`anha membawa suaminya menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza, anak paman Khadijah radhiyallahu`anha, seorang yang beragama Nashrani pada masa itu dan telah menulis al-Kitab dalam bahasa Ibrani. Dia adalah seorang laki-laki yang lanjut usia dan telah buta. Khadijah radhiyallahu`anha berkata padanya, “Wahai anak saudaraku, dengarkanlah penuturan anak saudaramu ini.” Waraqah pun bertanya, “Wahai anak saudaraku, apa yang engkau lihat?”
Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam menuturkan pada Waraqah apa yang beliau lihat. Setelah itu, Waraqah mengatakan, “Itu adalah Namus yang Allah turunkan kepada Musa. Aduhai kiranya aku masih muda pada saat itu! Aduhai kiranya aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu!” Mendengar itu, Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya. Tidak ada seorang pun yang membawa seperti yang engkau bawa kecuali pasti dimusuhi. Kalau aku menemui masa itu, sungguh-sungguh aku akan menolongmu.” Namun tak lama kemudian, Waraqah meninggal

.
Dia pulalah orang pertama yang sentiasa bersama Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam dan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu`anha. Terus mengalir dukungan dan pertolongan Khadijah radhiyallahu`anha kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam dalam menghadapi kaumnya. Setiap kali beliau mendengar sesuatu yang tidak beliau sukai dari kaumnya, beliau menjumpai Khadijah radhiyallahu`anha. Lalu Khadijah pun menguatkan hati beliau, meringankan beban yang beliau rasakan dari manusia.Tak hanya itu kebaikan Khadijah radhiyallahu`anha. Dia berikan apa yang dimiliki kepada suami yang dicintainya. Bahkan ketika Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam menampakkan rasa senangnya pada Zaid bin Haritsah, budak yang berada di bawah kepemilikannya, Khadijah pun menghibahkan budak itu kepada suaminya. Inilah yang mengantarkan Zaid memperoleh kemuliaan menjadi salah satu orang yang terdahulu beriman.
Dialah Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu`anha. Kemuliaan itu telah diraihnya semenjak ia masih ada di muka dunia.


Tatkala Jibril `Alaihis Salam datang kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam dan mengatakan, “Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Dia akan datang membawa bejana berisi makanan atau minuman. Bila ia datang padamu, sampaikanlah salam padanya dari Rabbnya dan dariku, dan sampaikan pula khabar gembira tentang rumah di dalam surga dari mutiara yang berlubang, yang tak ada keributan di dalamnya, dan tidak pula keletihan.”
Tiba berakhirnya masa Khadijah radhiyallahu`anha mendampingi suaminya yang mulia. Khadijah radhiyallahu`anha kembali kepada Rabbnya `Azza wa Jalla, tak lama berselang setelah meninggalnya Abu Thalib, bapa saudara Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam. Tahun itu menjadi tahun berduka bagi Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam. Kaum musyrikin pun semakin berani mengganggu beliau sampai akhirnya Allah perintahkan beliau untuk meninggalkan Makkah menuju negeri hijrah, Madinah, tiga tahun setelah itu.


Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu`anha. Kemuliaannya, kebaikannya dan kesetiaannya senantiasa dikenang oleh Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam hingga merebaklah kecemburuan ‘Aisyah radhiyallahu`anha, “Bukankah dia itu hanya seorang wanita tua yang Allah telah mengganti bagimu dengan yang lebih baik darinya?” Perkataan itu membuat Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam marah, “Tidak, demi Allah. Tidaklah Allah mengganti dengan seseorang yang lebih baik darinya. Dia beriman ketika manusia mengkufuriku, dia membenarkan aku ketika manusia mendustakanku, dia memberikan hartanya padaku saat manusia menahan hartanya dariku, dan Allah memberikan aku anak darinya yang tidak diberikan dari selainnya.”
Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu`anha. Kemuliaan itu telah dijanjikan melalui lisan mulia Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam, “Wanita ahli surga yang paling utama adalah Khadijah bintu Khuwailid, Fathimah bintu Muhammad Shallallahu `alaihi Wasalam, Maryam bintu ‘Imran, dan Asiyah bintu Muzahim istri Fir’aun.” Semoga Allah meridhainya.

Wednesday, October 29, 2008

K Village...,karkuzahri khuruj masturat 3 hari oktober.

Bismillahirahmanirrahim.
Segala puja-pujian hanya untuk ALLAH yang MAHA AZIM,HAKIM,RAHMAN,JALIL,KARIM,SEMPURNA,HEBAT SEGALANYA...
Alhamdulillah,syukur,teramat syukur kepada ALLAH atas begitu banyak nikmat,nikmat kehidupan,nikmat iman dan agama Islam.

Kesyukuran yang tidak terhingga,apabila ALLAH s.w.t pilih lagi untuk keluar khuruj fi sabilillah masturat walau hanya untuk 3 hari.3 hari kali ini terasa begitu indah namun singkat sekali.
Ada ramai lagi manusia yang mempunyai kemudahan,harta,kesihatan dan masa,tapi jika ALLAH tidak pilih mereka dengan rahmat dan kasih-sayangNYA,segala harta,keluarga,masa dan nikmat2 ALLAH itu mungkin hanya akan mendatangkan penyesalan dan kerugian yang nyata.Apabila ALLAH S.W.T telah pilih diri yang lemah hina dan banyak dosa untuk korban sikit,tenaga,harta dan masa untuk agama,masyaALLAH banyak sgt syukur tak terhingga...
Manusia merancang,ALLAH tentukan,ALLAH buat keputusan....asal mesyuarat,sepatutnya kami keluar ke hulu langat,tapi lepas bayan hidayat ALLAH hantar kami ke Selayang..
Sepanjang perjalanan, saya banyak juga doa,minta supaya ALLAH ajar dan tarbiah banyak2...supaya saya dapat menggunakan masa yang sgt singkat sewaktu khuruj dengan sebaik2nya..

Dalam hati,saya tidaklah meminta rumah yang selesa,minta apa yang terbaik pada rahmat dan pengetahuan ALLAH,saya teringat kata2 ahliah Dr Zubir sewaktu kami khuruj 10 hari,biasanya bila kita dapat rumah yang zuhud,kesan amalan kita akan lebih baik.Tapi ALLAH beri kami tempat yang sangat besar dan selesa,dengan nusrah yang sangat baik,masyaALLAH.ALLAH ikram seorang ahli jemaah kami yang pertama kali keluar,baru berkeluarga dan sedang sarat mengandung...kasihan kami melihat dia,sewaktu sampai,mungkin menahan kesakitan asbab jalan untuk sampai agak teruk,berlubang dan berlekuk2...merah padam muka dia mungkin sebab tak biasa pakai purdah masyaALLAH,tapi ALLAH pilih dia....Semua kepayahan dan susah payah yang ditanggungnya sebagai ibu yang sedang hanya menunggu hari untuk melahirkan ALLAH S.W.T pasti balas dengan ganjaran yang sangat besar.Alhamdulillah,walaupun dia paling muda dan baru,nampaknya tidak ada masalah yang timbul...ALLAH mudahkan untuk dia,makan pun dia berselera sahaja.Cuma dia tidur berasing,seorang di dalam bilik di atas katil,dia tak mahu kami temankan...tak kisahlah yang penting dia selesa.Jemaah pun ikram dia,tak ambil sebarang khidmat dan program.Semalam husband dia sms,dah selamat melahirkan seorang puteri,insyaALLAH bakal mujahidah berpewatakan sahabiah.

Tempat kami keluar tu,suami kata mereka panggil "K Village" atau kampung karkun.Mereka beli sebidang tanah than pecah tanah lot,pakat2 dalam 10 orang keluarga karkun buat rumah dalam tanah tu...Fikir alami...ALLAH mudahkan.Bila suami keluar antara ahliah senang buat perhubungan dan tanya khabar,nak nusrah jemaah pun takde masalah sebab rumah sebelah menyebelah je.Semasa kami keluar tu...biasalah semua berebut nak nusrah,so relaxla orang yang khidmat tak perlu masak.Bukan itu sahaja...ahliah2 mereka ni pakar dalam berbagai2 jenis masakan dan kerja tangan,mereka nusrah kami dengan roti,creme puff,blueberrry rolls,roti canai,bakso,chocolate cake,cup cake,dadih,ice -creme,pasta,semua mereka buat sendiri! Hebat ikram orang seri temenggung ni! Jazakallah.


Pasal makan ni memang malu sgt dengan ALLAH...Dari pengalaman pertama keluar masturat,teringin nak makan apa sahaja ALLAH hantar...Macam kat syurga pula.Asbab tu,masa keluar kali ke dua saya azam tak mahu teringin nak makan apa2,tapi ALLAH hantar makanan2 yang saya pernah teringin nak makan sebelum itu.Ada yang memang dah lama teringin nak makan tapi tak dapat ALLAH bagi masa keluar masturat.Bila setiap kali kelaur macam tu,tak tahu kenapa hati saya rasa sedih juga...sebab saya tak mahu makanan,banyak lagi saya nak minta.Dan...malu sgt ALLAH layan baik sgt,even saya ni memang banyak dosa.

Tempat kami keluar kai ini, mereka panggil Seri Temenggung,dalam kawasan yang sama juga mereka ada mendirikan madrasah,untuk putera dan puteri,belajar alim dan hafiz.Pelajar2 alimah pun selalu dtg tolong khidmat basuh pinggan..alamat kami jemaah kuranglah pahala khidmat!

Alhamdulillah banyak juga saya belajar khuruj kali ini,belajar dengan orang2 yang dah banyak korban untuk agama.Bayan dari amir saf kami pun,beri kesan yang mendalam kepada saya.Saya yang memang kuat menangis ni...menangis je la kerjanya masa bayan..Cikgu Yusof..banyak cerita tentang kehidupan dan pengorbanan para sahabiyah terutamanya Sayidatina Khadijah r.ha.Cikgu Yusof tekankan bagaimana cara ALLAH S.W.T tingkatkan kedudukan seorang muslimah,bukan dengan kecantikkan dan harta.Tetapi dengan korban untuk agama,wanita2 unggul dalam pandangan ALLAH hidup dengan sangat sederhana mencuci pakaian,memasak makanan,menguruskan rumah tangga dengan tangan mereka sendiri,bukan dengan khadam,atau mesin,bukan dengan pakaian mahal dan perhiasan gemerlapan meskipun mereka itu Puteri Rasulullah s.a.w,atau isteri amirilmukminin.

Pengalaman saya keluar masturat hanyalah baru beberapa hari...tapi apa yang ALLAH beri saya faham.lebih tinggi korban dan susah payah dalam kehidupan seseorang itu,lebih hebat kesan dakwah dan bayan mereka....

boleh jadi kita ada azam untuk buat banyak amal.dakwah dan khidmat,tapi tak semestinya kita boleh buat,dan memang ada orang yang boleh buat...BOLEH, tidak berkata2 melainkan yang keluar dari mulutnya cakap dakwah SAHAJA,saya pernah jumpa ahliah ni....tapi bila dengar karkuzahri korban agamanya ,MASYAALLAH!BOLEH untuk banyak2 khidmat,ALLAH akan bagi peluang sahaja kita untuk khidmat,kena doalah,dan ALLAH juga BOLEH untuk tidak pilih kita untuk khidmat...ALLAH boleh ajar kita perbaiki,iman amal dan akhlak semasa khuruj fi sabilillah,dan ALLAH juga boleh buat untuk kita tak dapat apa2!

Semoga ALLAH tambah dan tambah lagi nikmat untuk usha lebih dalam kerja agama.ALLAH langsung tak perlu pada usha kita ni,ALLAH pilih kerana DIA KASIH.Semoga ALLAH jadikan saya hamba yang bersyukur,jadi asbab hidayat seluruh alam.

artikel berkaitan

Blog Widget by LinkWithin